Penelitian ini mengkaji Laut Natuna Utara, sebuah wilayah perairan penting di perbatasan Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan China. Kawasan ini kaya akan sumber daya perikanan, tetapi sering menjadi target kegiatan perikanan ilegal oleh nelayan asing. Nelayan lokal yang masih mengandalkan metode tradisional dalam menentukan lokasi penangkapan ikan, menghadapi kesulitan bersaing dengan mereka. Studi ini bertujuan mengidentifikasi zona penangkapan ikan potensial di Laut Natuna Utara dengan menerapkan teknologi penginderaan jauh melalui satelit Aqua-MODIS dan model Hycom. Analisis ini mempertimbangkan parameter oseanografi seperti salinitas, suhu permukaan laut, dan klorofil-a untuk menentukan pengaruhnya terhadap hasil tangkapan ikan. Melalui metode kuantitatif asosiatif dan analisis regresi linear berganda, penelitian ini menemukan pola distribusi variabel salinitas, klorofil-a, dan suhu permukaan laut yang berbeda, terutama selama musim barat dan peralihan II, yang menjadi musim penangkapan ikan paling potensial. Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk tangkapan melimpah faktor oseanografi yang paling berpengaruh yaitu salinitas terhadap hasil tangkapan ikan yaitu sebesar 63% dan untuk tingkat sangat melimpah faktor oseanografi yang paling berpengaruh terhaap hasil tangkapann ikan yaitu klorofila sebesar 86%. Temuan ini penting untuk memahami pola hasil tangkapan ikan, yang akan membantu dalam identifikasi zona penangkapan yang melimpah. Hal ini dapat menjadi dasar penjadwalan patroli keamanan maritim untuk meningkatkan keamanan dan pertahanan di wilayah tersebut. Dengan pengawasan yang lebih efektif, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nelayan lokal dan stabilitas ekonomi mereka.