Meningkatnya ancaman siber yang berdampak negatif pada berbagai sektor, termasuk pemerintahan, keuangan, kesehatan, dan pertahanan negara. Serangan siber di Indonesia mengalami peningkatan signifikan, dengan kebutuhan mendesak untuk langkah-langkah keamanan siber yang kuat. Kerentanan infrastruktur siber dan potensi penggunaan senjata siber sembarangan menimbulkan kekhawatiran global. Penelitian ini melakukan evaluasi komprehensif terhadap efektivitas Six Ware Cyber Defense Framework (SWCDF) dalam konteks keamanan siber nasional menggunakan metode meta-analisis. SWCDF, dikembangkan oleh Universitas Pertahanan, terdiri dari enam komponen utama (brainware, hardware, software, infrastructureware, firmware, dan budgetware) dan dirancang untuk meningkatkan pertahanan siber serta melindungi infrastruktur dan sistem informasi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas SWCDF, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan membandingkannya efektivitas antar komponen SWCDF. Hasil penelitian menunjukkan efek positif signifikan dari setiap komponen SWCDF pada pertahanan siber. Brainware (BRW) memiliki rata-rata efek sejati 81.42 (95% CI: 77.74-85.09), software (SW) 86.75 (95% CI: 81.28-92.23), hardware (HW) 86.15 (95% CI: 81.82-90.47), infrastructureware (ISW) 84.35 (95% CI: 80.69-88.01), firmware (FW) 84.06 (95% CI: 79.79-88.34), dan budgetware (BGW) 82.47 (95% CI: 79.40-85.55). SWCDF secara keseluruhan memiliki rata-rata efek ukuran 83.95 (95% CI: 81.21-86.69), menunjukkan efektivitas yang konsisten di berbagai studi yang dianalisis. Selain itu SWCDF secara keseluruhan merupakan alat yang efektif untuk meningkatkan pertahanan siber, dengan rekomendasi untuk penyesuaian dan pendekatan yang disesuaikan agar efektivitasnya dapat dioptimalkan dalam berbagai kondisi operasional. Penelitian ini memberikan kontribusi penting pada teori dan praktek keamanan siber, menawarkan wawasan bagi pemangku kebijakan dalam peningkatan efektivitas SWCDF, dan membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut dalam pengembangan metrik keamanan siber yang lebih tepat.