Globalisasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap perkembangan zaman, khususnya pada bidang teknologi informasi dan komunikasi, di mana kemunculan media sosial menjadi salah satu tren yang muncul dari kehadiran globalisasi itu sendiri. Namun, sering pula bermunculan konten yang berisikan penggunaan ujaran kebencian, konten negatif, berita palsu yang mampu menciptakan degradasi nilai moral bangsa, serta mengikis rasa nasionalisme dan patriotisme bangsa. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis aspek yang menjadi tantangan dan strategi yang diluncurkan melalui pemanfaatan media sosial oleh kementerian pertahanan guna memperkuat pengembangan program bela negara untuk pertahanan negara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian studi kasus yang berlandaskan teori media sosial, new media, literasi media, strategi komunikasi, pertahanan negara, bela negara, nasionalisme dan globalisasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Kemhan setidaknya menghadapi tiga tantangan utama, yakni globalisasi, kemajuan IPTEK, dan kemunculan media sosial itu sendiri. Penelitian ini juga menemukan bahwa Strategi program bela negara melalui media sosial di era globalisasi yang telah diluncurkan oleh Kemhan dimulai dari pengembangan content strategy yang dirinci kembali setidaknya menjadi 12 (duabelas) strategi yang dapat diluncurkan melalui media sosial untuk tujuan tersebut, diantaranya Kampanye Edukasi, Cerita Inspiratif, Diskusi dan Forum Online, Konten Pelatihan, Laporan Kinerja, Kampanye Hashtag, Kampanye Penggalangan Dana, Monitoring dan Respons Cepat, Pelatihan Online, dan Kampanye Kepedulian Sosial. Selain itu, hasil dari observasi dan analisis akun media sosial bertajuk “Bela Negara” yang dikelola kemhan, didapati bahwa masyarakat merespon secara positif konten-konten “Bela Negara” yang dibagikan.