Pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta menuju Nusantara merupakan keputusan strategis negara dalam upaya menjaga stabilitas nasional serta mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam Indonesia. Dalam Undang- Undang No.2 Tahun 2022, smart defense atau pertahanan cerdas menjadi landasan utama dalam konsep pertahanan negara. Smart Defense adalah sinergitas antara hard defense yang berupa pertahanan militer dan soft defense berupa pertahanan nir-militer secara terpadu. Kekuatan pertahanan nasional berasal dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai komponen utama dan didukung oleh komponen cadangan serta komponen pendukung. Kekuatan laut nasional yang dipimpin oleh TNI Angkatan Laut (TNI AL) memiliki beragam jenis armada dalam mendukung dan menjaga keamanan serta kedaulatan perairan negara, seperti Kapal Perang RI (KRI), Kapal Patroli, Kapal Selam, Pesawat Udara, hingga Helikopter. Air Traffic Control (ATC) dalam hal ini merupakan suatu profesi dibawah naungan Kementerian Perhubungan yang bertanggung jawab terhadap kelancaran serta keselamatan lalu lintas udara baik sipil maupun militer di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan ATC dalam mendukung smart defense strategi pertahanan laut di IKN serta menganalisis faktor pendukung dan penghambat ATC dalam mendukung smart defense strategi pertahanan laut di IKN. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan studi pustaka. Data dianalisis melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, hingga akhirnya dilakukannya penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Air Traffic Control memiliki peran terhadap armada pesawat udara maupun helikopter TNI AL yang merupakan bagian dari smart defense strategi pertahanan laut di Ibu Kota Nusantara.