Infeksi tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan yang masih utama di seluruh dunia hingga saat ini. Lini pertama pengobatan infeksi tuberkulosis menggunakan regimen pengobatan yang terdiri dari rifampisin, isoniazid, pirazinamid, dan etambutol. Pengobatan anti tuberkulosis menggunakan kombinasi obat tersebut dapat memberikan efek samping berupa hepatotoksisitas yang bisa menyebabkan mortalitas yang substansial. Penderita tuberkulosis paru juga rentan memiliki status gizi yang buruk dan hal ini dapat berdampak pada kerentanan dalam mengalami efek samping hepatotoksisitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kaitan antara status gizi dengan hepatotoksisitas yang dialami pasien tuberkulosis yang menerima pengobatan anti tuberkulosis. Metode yang digunakan adalah studi cross sectional yang melibatkan 70 sampel data pasien tuberkulosis yang didapatkan dari rekam medis. Analisis menggunakan Spearman’s Rho menunjukkan bahwa status gizi dan kejadian hepatotoksisitas akibat pemberian obat anti tuberkulosis memiliki hubungan yang signifikan (p-value = 0,045) dengan arah hubungan negativf dan bersifat lemah (r=-245).