Malaria masih merupakan permasalahan serius di beberapa daerahIndonesia. Tingginya mobilitas dan penugasan Tentara Nasional Indonesiake wilayah endemis menjadi risiko tinggi untuk terinfeksi malaria sehinggamengurangi kualitas kinerja dan moril prajurit. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengidentifikasi senyawa kimia dalam Alstonia scholaris yangberperan sebagai agen antimalaria, sehingga dapat menjadi landasanuntuk pengembangan obat malaria. Metode yang digunakan yaitu LiquidChromatography-Mass Spectrometry (LC-MS) dan Molecular docking.Ditemukan13 senyawa yang teridentifikasi berdasarkan grafik retentiontime, dengan senyawa tertinggi pada RT 5.52 berupa Rhynchophylline. Darihasil observasi terdapat satu senyawa Cinchonine yang dimanfaatkan sebagai antimalaria sehingga dilakukam crossdocking dengan proteinPlasmodium falciparum. Hasil docking menunjukkan bahwa Cinchoninedan Rhinchophylline, dua senyawa yang ditemukan dalam ekstrak metanolkulit batang pohon A.scholaris, memiliki potensi sebagai obat antimalaria.Cinchonine terikat kuat dengan protein 2-acetamido-2-deoxy-beta-Dglucopyranose (PfRh5) dengan delta affinity sebesar 2.1 Kcal/mol danbinding sebesar -7.3 Kcal/mol. Di sisi lain, Rhinchophylline menunjukkanhasil docking terbaik dengan protein L-Lactate Dehydrogenase (1LDG)dengan delta affinity 2.3 Kcal/mol dan binding sebesar -6.7 Kcal/mol.Binding terbaik untuk Rhinchophylline adalah dengan protein 2-acetamido2-deoxy-beta-D-glucopyranose
(PfRh5) dengan nilai binding -7.1 dan deltaaffinity sebesar 1.9. Hasil ini memberikan peluang untuk pengembangankedua senyawa ini sebagai obat antimalaria di masa depan.