Latar belakang: Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang memerlukan diagnosis secara cepat dan tepat. Kasus TB paru yang terjadi salah satunya disebabkan oleh kekurangan gizi sehingga mengganggu sistem imunitas tubuh dalam melawan patogen. Perkembangan status gizi seseorang dapat diukur dengan indeks massa tubuh. Selain itu, foto toraks merupakan alat deteksi awal yang berguna untuk mengetahui adanya kelainan dan morfologi serta lesi di paru pada pasien TB.
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara gambaran foto rontgen toraks tuberkulosis paru kategori 1 dengan nilai IMT di RSAU Dr. M. Hassan Toto Bogor. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan mengambil data sekunder berupa rekam medis pasien tuberkulosis kategori 1 dan nilai indeks massa tubuhnya yang telah didiagnosis di RSAU Dr. M. Hassan Toto Bogor tahun 2023.
Hasil penelitian: Lesi foto rontgent toraks TB paru terbanyak adalah far advance, nilai IMT yang paling dominan yaitu pasien dengan underweight, pada uji Spearman ditemukan terdapat hubungan yang signifikan antara luas lesi foto rontgen toraks dengan nilai IMT pada pasien tuberkulosis paru dengan nilai p=0,000, peningkatan nilai LED banyak ditemukan pada pasien TB paru, dan pada uji Chi-Square terdapat hubungan signifikan (p=0,006) antara nilai LED dan luas lesi paru.
Kesimpulan: gambaran lesi foto rontgen toraks tuberkulosis paru kategori 1 berhubungan secara signifikan dengan nilai Indeks Massa Tubuh. Semakin rendah indeks massa tubuh seorang pasien tuberkulosis paru, maka semakin luas lesi TB pada foto toraksnya.