Masalah tidur banyak terjadi pada mahasiswa dan populasi militer baik yang sedang menjalankan pendidikan maupun yang sudah bertugas di daerah operasi. Kondisi kurang tidur yang mengakibatkan kualitas tidur buruk ini dapat menyebabkan keluhan Muskuloskeletal Disorder (MSDs). Penurunan kualitas tidur dikaitkan dengan dua hingga tiga kali peningkatan risiko nyeri. Individu dengan kuaIitas tidur buruk akan alami lonjakan produksi sitokin proinfIamasi (TNF-α, IL1β, dan IL-6) yang mencetuskan perkembangan nyeri inflamasi. PeneIitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan keluhan MSDs pada kadet mahasiswa Cohort 3 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Pertahanan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analitik yang menganalisa hubungan kualitas tidur terhadap keluhan MSDs. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dimana dilakukan penghimpunan data meIaIui kuesioner untuk menilai kualitas tidur dan keluhan MSDs. Sampel berjumlah 35 orang, dinilai kualitas tidurnya melalui kuesioner PSQI dan keluhan MSDs melalui kuesioner NBM. Hipotesis diuji menggunakan analisis chi-square dengan alternatif uji fisher. Berdasarkan hasil penelitian didapati responden dengan kualitas tidur buruk lebih dominan yakni sebanyak 34 responden (97,14%) sedangkan responden dengan kualitas tidur baik sebanyak 1 responden (2,86%). Keluhan MSDs yang paling banyak dialami berupa rasa nyeri dan ketegangan pada otot bahu. Kadet mahasiswa yang memiliki kualitas tidur buruk memiliki risiko untuk mengalami keluhan MSDs. Berdasarkan hasil analisis data, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dan keluhan MSDs pada kadet mahasiswa Cohort 3 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Pertahanan Republik Indonesia.