Globalisasi dan perkembangan teknologi informasi telah membawa dampak signifikan terhadap eksistensi dan intensitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki posisi geografis strategis yang memberikan keunggulan kompetitif dan sekaligus menimbulkan rentan terhadap berbagai ancaman keamanan. Dalam konteks pertahanan negara, sistem pertahanan semesta (Sishanta) melibatkan seluruh komponen bangsa, termasuk komponen cadangan, untuk menjaga keutuhan NKRI. Pemerintah Indonesia, melalui TNI Angkatan Laut, mengimplementasikan Sishanta dengan membentuk komponen cadangan matra laut. Pembentukan ini bukan hanya untuk meningkatkan man power, tetapi juga untuk membangun human capital yang memiliki kesadaran akan pentingnya kontribusi dalam upaya membela negara. Penelitian ini fokus pada implementasi komponen cadangan matra laut di wilayah kerja Lanal Banten yang berperan dalam pemberdayaan wilayah pertahanan laut. Meskipun masyarakat pesisir dan nelayan memiliki potensi besar sebagai komponen cadangan, penelitian ini menunjukkan bahwa Lanal Banten belum mengoptimalkan peran mereka dalam mendeteksi dini ancaman atau kejadian penting di wilayahnya. Dengan menggabungkan potensi lokal masyarakat pesisir dan nelayan, Lanal Banten dapat memperkuat respons cepat dan efektif terhadap situasi darurat dan ancaman keamanan di wilayahnya.