Banyak tindakan yang dilakukan secara komprehensif dalam pencegahan Gerakan Separatis di Papua. Namun tindakan yang diambil dinilai belum maksimal. Ini disebabkan oleh kondisi geografis dan medan operasi yang dihadapi sulit untuk dijangkau apabila hanya mengandalkan pasukan darat untuk dapat sampai ke lokasi yang diduga terdapat KSTP. Melihat dari hal tersebut TNI AU ikut serta mengembangkan teknologi Pesawat Terbang Tanpa Awak dapat dimanfaatkan untuk dapat membantu operasi penanganan Gerakan separatis di Papua. Pesawat Terbang Tanpa Awak dinilai efektifitas serta efisiensi dalam penggunaannya baik dari pengawakan, jarak tempuh, ketingian,serta daya serang yang dapat dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, dokumentasi serta pengujian keabsahan data dengan menggunakan triangulasi data. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pengerahan Pesawat terbang Tanpa Awak dan faktor penghambat yang dihadapi serta strategi pengerahanannya dalam membantu penanganan Gerakan Separatis di Papua. Hasil dari penelitian ini, pertama mengenai Strategi pengerahan Pesawat Terbang Tanpa Awak dalam penanganan Gerakan Separatis di Papua dapat memiliki Konsep operasi dan Standar operasi yang lebih mendetail agar pengerahannya tepat fungsi dan sasaran. Kedua mengenai dapat teratasinya faktor penghambat dalam strategi pengerahan Pesawat Terbang Tanpa Awak yang dihadapi saat ini baik dari baik dari segi personel, alutsista, sarana dan prasarana, angkutan alutsista, serta logistic. Peneliti merekomendasikan untuk adanya suatu pengakajian yang lebih mendetail terkait strategi pengerahan Pesawat Terbang Tanpa Awak serta mulai memperbaiki permasalahan yang tejadi saat ini yang nantinya akan dapat meningkatkan penggunaan PTTA tidak hanya dalam penanganan Gerakan separatis namun dalam mendukung tugas operasi lainnya.