Sistem pertahanan negara sebagai doktrin pertahanan yang bersifat semesta, dengan arti melibatkan segala komponen dan unsur untuk mencengah, menghadapi dan mengatasi segala bentuk, sifat dan aktor ancamanan yang mengganggu kedaulatan negara. Perang asimetris yang terjadi pada abad 21 ini, mengharus untuk meninjau ulang kembali sistem pertahanan negara yang adaptif dan ideal sebagai alat pertahanan negara di masa depan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah mengevaluasi Sishankamrata dalam konteks peperangan asimetris, dengan fokus pada kasus konflik Rusia-Ukraina 2022-2023. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bagaimana Sishankamrata dapat diadaptasi untuk mempertahankan kedaulatan negara dalam menghadapi ancaman asimetris dan strategi belligerent. Penelitian menggunakan metode kualitatif dan pendekatan studi kasus, selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa konflik global, seperti yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, menyoroti pentingnya penerapan Sishankamrata, sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta di Indonesia. Konflik ini menunjukkan perlunya integrasi yang lebih kuat antara elemen militer dan sipil dalam pertahanan nasional untuk menghadapi tantangan geopolitik, ideologis, dan ekonomi. Meskipun terdapat hambatan dalam integrasi dan pengelolaan sumber daya, keberhasilan Sishankamrata dalam menangani ancaman non-militer dan peningkatan kerjasama lintas sektor menunjukkan pentingnya sistem ini. Implementasi Sishankamrata yang efektif memerlukan pemahaman yang mendalam tentang ancaman, kerjasama internasional, dan peningkatan kesadaran masyarakat. Hal ini esensial untuk menjaga kedaulatan dan kesiapsiagaan nasional Indonesia di tengah tantangan global yang kompleks. Temuan terbaru menyoroti keefektifan Sishankamrata, sistem pertahanan Indonesia, dalam menghadapi tantangan geopolitik global seperti konflik Rusia-Ukraina, menekankan pentingnya integrasi militer dan sipil untuk mempertahankan kedaulatan nasional.