Laut Cina Selatan hingga saat ini selalu menjadi topik pembicaraan yang hangat
untuk didiskusikan. Perkembangan situasi di Laut Cina Selatan menjadi perhatian serius banyak negara, selain itu adanya kehadiran negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat menambah kekhawatiran bagi stabilitas keamanan di Laut Cina Selatan. Dikaitkan dengan realitas geopolitik saat ini, potensi konflik antara Cina dengan negara-negara klaiman dan juga Amerika Serikat akan memperuncing ancaman perang terbuka. Indonesia di tengah kehadiran Cina dan Amerika Serikat di Laut Cina Selatan memiliki kepentingan untuk menjaga stabilitas keamanan kawasan di Indo Pasifik. Melalui keketuaan ASEAN tahun 2023 Indonesia sudah banyak melakukan upaya melalui jalur diplomasi secara umum maupun juga melalui diplomasi pertahanan. Diplomasi pertahanan dilakukan sebagai media untuk meredam konflik yang terjadi antara Amerika Serikat – Cina di Laut Cina Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan rivalitas yang terjadi antara Amerika Serikat-Cina di Laut Cina Selatan, mengevaluasi peran diplomasi pertahanan Indonesia dan merumuskan strategi diplomasi pertahanan Indonesia dalam menghadapi rivalitas Amerika Serikat-Cina di Laut Cina Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan postpositivisme.Hasil dari penelitian disertasi ini adalah diplomasi pertahanan Indonesia adalah program jangka panjang tidak bisa secara instant dirasakan dan harus terus diupayakan berjalan program diplomasi pertahanan Indonesia. Rivalitas AS-Cina di Laut Cina Selatan cepat atau lambat akan mengarah ke perang terbuka apabila kedua negara tidak bisa menahan diri dari provokasi masing-masing. Indonesia dengan menggunakan Hedging dapat mengambil peranan untuk menjaga kawasan tetap terpelihara stabilitas keamanannya.