Konflik pembangunan rumah ibadah GKI Yasmin Bogor yang dibahas dalam tesis ini, merupakan salah satu permasalahan mengenai pembangunan rumah ibadah yang terjadi di Indonesia. Konflik ini telah terjadi lebih dari 1 (satu) dekade dimulai dari tahun 2002 hingga saat ini. Proses penyelesaian konflik sudah dilakukan untuk menyelesaikan konflik ini namun hingga saat ini penyelesaian yang ada masih belum tuntas. Oleh karena itu dalam penelitian ingin melihat hal apa saja yang menyebabkan konflik masih belum terselesaikan dan ingin mengetahui proses transformasi konflik yang dilakukan dalam menyelesaikan konflik GKI Yasmin. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif dan teori yang digunakan yaitu teori transformasi konflik menurut Lederach. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa proses penyelesaian konflik dapat dikategorikan menjadi tiga periode penyelesaian. Periode pertama yaitu proses penyelesaian konflik terkait permasalahan hukum. Periode kedua, proses penyelesaian konflik terkait tawaran untuk relokasi. Periode ketiga, proses penyelesaian konflik setelah disampaikannya gagasan konsep berbagi lahan. Konsep ini merupakan gagasan yang ditawarkan oleh Walikota Bogor untuk
menyelesaikan konflik yang ada. Jika gagasan ini disepakati, dalam pelaksanaannya akan dibangun masjid berdampingan dengan sebuah gereja di lokasi yang sama. Konsep yang ditawarkan ini memang perlu dikaji lebih lanjut oleh pihak yang terlibat. Konsep ini diharapkan tidak hanya dapat menyelesaikan konflik namun dapat meningkatkan rasa toleransi di kalangan masyarakat.